Sebagaimana diketahui, pemberian pupuk berfungsi sebagai penambah nutrisi bagi tanaman atau juga sebagai pengganti unsur hara yang telah hilang dari dalam tanah. Pada beberapa tanaman yang menghasilkan buah, petani seringkali memberikan asupan unsur P yang lebih banyak, hal ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi buahnya.
Dalam pertanian berkelanjutan, unsur P bisa kita peroleh dari bahan-bahan sisa seperti buah-buahan busuk dan air cucian beras. Kedua hal tersebut dipastikan memiliki kandungan fosfor yang tinggi mengingat bahan bakunya adalah buah.
Pusdiklat Nasional Serikat Petani Indonesia (SPI) baru-baru ini tengah mengadakan penelitian tentang pembuatan dan uji efektifitas pupuk buah terhadap beberapa tanaman seperti pada buncis dan terong.
Susan Lusiana, Direktur Pusdiklat Nasional SPI menjelaskan bahwa, hasil penelitian ulangan pertama menunjukkan bahwa pupuk buah cair yang diberikan ternyata mampu meningkatkan produksi buah dan juga memperlama masa berbuah tanaman buncis.
Untuk pupuk buah ini, Pusdiklat membuatnya dalam bentuk cair. Beberapa keuntungan pupuk dibuat dalam bentuk cair diantaranya karena pupuk cair mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah. Pupuk cair juga lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai, ungkap Susan.
Susan juga menyampaikan bahwa pupuk cair dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara karena mampu menyediakan hara secara cepat. Karena bentuknya cair, pupuk cair mampu memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah. Maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan.
Dalam pemupukan, pupuk cair juga jelas lebih merata dan tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat.Pupuk Organik cair tidak merusak humus tanah walaupun seringkali digunakan. Selain itu, pupuk cair memiliki zat pengikat larutan hingga bisa langsung digunakan pada tanah dan tidak butuh interval waktu untuk dapat menanam tanaman.
Susan menambahkan bahwa pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga bisa di atas daun-daun. Penggunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk cair berarti kita melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yakni memupuk tanaman, Menyiram tanaman, dan mengobati tanaman.
Pupuk cair juga mampu menghemat biaya produksi, karena selain sebgai pupuk, pupuk cair bisa digunakan sebagai bahan aktif untuk mempercepat pembuatan kompos atau pupuk kandang yang bekerja dalam proses pembusukan dan pematangan, tambahnya.
Membuat Pupuk Buah Cair
Selain menggunakan buah-buahan yang sudah membusuk, pupuk cair juga bisa dibuat dari bahan yang mempunyai unsur-unsur yang mudah atau bisa terurai di dalam air lainya seperti pupuk hewan (kambing, domba, kelinci atau ternak lainnya), daun-daunan (terutama dari kacang-kacangan) dan kompos. Adapun cara membuat pupuk organik cair dari buah-buahan adalah sebagai berikut:
Bahan dan Alat:
- Buah-buahan busuk yang tidak termakan sekitar 1 karung
- 1 kg gula pasir
- 1 karung plastik dan ember besar
- Pisau dan telenan
- Air cucian beras secukupnya
- Air secukupnya
Cara Pembuatan:
- Potong-potong buah-buahan ukuran kecil dan masukkan dalam karung
- Ikat karung plastik dan rendam dalam ember, tambahkan air sampai karung terendam semua
- Larutkan gula dalam ember dan tutup ember
- Biarkan dan peram 1-3 minggu atau lebih lagi, akan muncul gelembung udara menandakan mikroba telah hidup
- Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
- Jangan lupa tempel labelnya
Penggunaan
Pemakaian pupuk cair adalah waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah perkecambahan Penggunaan pupuk cair adalah terutama untuk tanaman di persemaian atau di kebun kecil, karena jumlah pupuk cair terbatas. Waktu pemupukan sebaiknya pagi atau sore hari, sehingga pupuk cair tidak cepat menguap atau tidak hilang oleh hujan. Untuk menghindari supaya daun tanaman tidak terbakar encerkan pupuk cair. Mulailah dengan campuran yang paling encer terlebih dahulu misalkan dengan perbandingan 1 : 20 (1 liter pupuk cair : 20 liter air).
Sumber : http://www.spi.or.id/?p=4695
0 komentar:
Posting Komentar