Hosting Unlimited Indonesia

Pomi Diujicoba oleh Kementrian Pertanian untuk Skala Nasional


Saat ini Beka & Pomi sedang diujicoba oleh pemerintah (Kementrian Pertanian) untuk skala nasional. Dalam kunjungan Presiden Jokowi di Karanganyar, beliau melihat langsung aplikasi Pupuk Organik Pomi yang telah diujicoba di lahan 10 ha, dengan peningkatan hasil produksi padi 30-40 %. Kita bisa membaca beritanya di link berikut ini : http://www.harianjogja.com/baca/2015/10/03/swasembada-beras-pemerintah-jokowi-tegaskan-belum-impor-beras-tapi-sudah-ekspor-sedikit-648502

Pemerintah kembali menegaskan Indonesia belum mengimpor beras hingga saat ini meskipun sempat diguncang tekanan untuk melakukan impor beberapa waktu lalu. Bahkan, Indonesia tahun ini sudah mengekspor beras meskipun dalam skala kecil. Dalam kunjungan di Sukoharjo, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanyakan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman kapan Indonesia bisa mengekspor beras.

Amran mengaku Indonesia sudah mengekspor beras, namun masih dalam skala kecil. Dia merasa malu jika harus menyebutkan angka realisasi ekspor. Kondisi itu menurut Amran Sulaiman lebih baik dari masa di luar kepemimpinan Presiden Jokowi. Dia membandingkan dengan kondisi pada 1998 yang kala itu ada El Nino. Saat itu, Indonesia yang berpenduduk 200 juta jiwa mengimpor 7,1 juta ton beras.

“Sekarang, kalau tidak ada upaya pemerintah, Indonesia harus mengimpor 10 juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tapi satu tahun ini di pemerintahan Pak Jokowi, alhamdulillah Indonesia belum mengimpor [beras]. Apresiasi yang tinggi untuk teman-teman petani, babinsa, penyuluh, dan semua pihak yang berperan serta,” ujarnya.

Indonesia akan menguji coba pupuk pembenah tanah dan hayati, Mikrobia Beka dan Pomi, di lahan pertanian seluas 100.000 hektare (ha) dalam skala nasional dengan teknologi tanam hazton. Apabila berhasil, program akan ditingkatkan di lahan seluas 1 juta ha. Presiden Jokowi mengecek hasil panen padi di areal persawahan percontohan yang menggunakan Mikrobia Beka dan Pomi di Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Sabtu (3/10/2015). Presiden yang didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ingin memastikan penggunaan pupuk tersebut bisa menghasilkan produktivitas padi 10 ton/ha.

Menurut Presiden Jokowi, jika potensi produktivitas itu tercapai, berarti ada kenaikan 30-40 persen dari produktivitas sebelumnya sebesar 7 ton/ha. Apabila program penggunaan dua pupuk itu berhasil, pemerintah akan menggunakan pupuk yang diproduksi PT Indo Acidatama, Kebakkramat, Karanganyar, itu untuk uji coba di lahan 100.000 ha. Sementara pupuk digunakan di lahan seluas 50 ha di Sukoharjo. “Kalo benar dengan pupuk itu bisa menghasilkan 10 ton/ha, penggunaan akan ditingkatkan untuk lahan seluas 1 juta ha. Tapi ini harus dicek, didampingi, dan dikawal terus,” kata Jokowi.

Dia menginformasikan beberapa waktu sebelumnya dia meninjau kemampuan varietas padi baru, yakni IPB 3S, di Karawang, Jawa Barat, yang diklaim bisa menghasilkan padi 11 ton/ha. Pemerintah akan menggabungkan penggunaan dua jenis pupuk itu, teknologi penanaman hazton, dan varietas baru dari Karawang apabila hasil panen benar-benar bagus.

Menteri Pertanian menambahkan dengan asumsi pupuk tersebut bisa menghasilkan 10 ton/ha, tak bisa dibayangkan jika pupuk diterapkan pada lahan seluas 5 juta ha atau 30 persen dari luasan panen nasional seluas 14 juta ha. Berdasar penghitungannya petani akan bisa memperoleh pendapatan Rp60 triliun.
“Sudah ada 8.700 pendamping dari mahasiswa, dosen, babinsa, dan penyuluh yang akan memastikan program ini berjalan di lapangan,” kata Amran Sulaiman.

Sumber : harianjogja.com, 2015
http://pupukpomiorganik.blogspot.co.id
Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar